danbertransaksi di kantor cabang pilot dapat melakukan migrasi rekening tabungan dan menutup rekening lama kecuali tabungan yang memiliki kontrak dan terafiliasi dengan rekening pembiayaan. Bagi nasabah cabang lain tetap dapat menggunakan rekening tabungan yang dimiliki saat ini sampai dengan cabang tersebut berubah menjadi kantor cabang pilot.

Jakarta - Ketika suatu perusahaan bertumbuh dengan pesat, biasanya mereka akan membuka kantor cabang di berbagai daerah. Berdirinya kantor cabang bertujuan untuk mengurusi urusan perusahaan di suatu artikel ini, kita akan mengetahui apa yang dimaksud dengan kantor cabang, mulai dari pengertian, tugas, syarat pendirian, dan juga ketentuan pembukaan kantor cabang. Untuk memahami hal ini, mari simak penjelasan di bawah ini!Kantor cabang adalah anak dari perusahaan induk yang memiliki lokasi yang berbeda dari kantor pusat. Maka dari itu, kantor cabang bertanggung jawab secara langsung kepada kantor pusat. Dilansir dari sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Politeknik Negeri Bandung, struktur organisasi dan segala kegiatan yang dilakukan oleh kantor cabang tidak terlepas dari kantor pusat. Dengan mendirikan kantor cabang, diharapkan perusahaan mampu memperluas jangkauan pasarnya supaya bisa menjadi perusahaan yang lebih dan Tanggung Jawab Kantor CabangKantor cabang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melayani pelanggan yang berada di suatu daerah. Dengan begitu, pelanggan akan merasa dimudahkan oleh perusahaan karena mereka tidak perlu mendatangi kantor pusat yang terkadang jauh dari tempat tinggal itu, kantor cabang juga bertugas untuk memperluas jangkauan usaha yang dijalankan. Dengan kantor cabang, maka ada besar kemungkinan terbentuknya pangsa pasar yang baru sehingga bisa menaikkan omzet perusahaan secara kantor cabang dari sebuah bank bertanggung jawab untuk melayani nasabah yang ada di suatu daerah. Dengan begitu, nasabah tidak perlu repot untuk mendatangi kantor pusat yang jauh untuk mendapatkan pelayanan dari bank, cukup mendatangi kantor cabang lainnya adalah kantor cabang untuk perusahaan media. Ketika suatu media membuka kantor cabang di suatu daerah, maka kantor cabang tersebut bertanggung jawab untuk menyediakan berita-berita yang terjadi di daerah tersebut. Dengan hal ini, jangkauan pasar media tersebut akan makin meluas karena bisa menggapai pasar Membuka Kantor CabangUntuk bisa membuka kantor cabang di suatu daerah, perusahaan wajib memenuhi sejumlah persyaratan. Berikut ini adalah beberapa syarat dalam pendirian kantor cabang1. Surat Izin Usaha Perdagangan SIUPSurat Izin Usaha Perdagangan atau SIUP adalah syarat wajib jika seseorang ingin mendirikan usaha. SIUP juga menjadi salah satu syarat untuk mendirikan unit usaha baru atau membuka kantor cabang baru. Dalam hal ini, perusahaan tidak perlu membuat SIUP baru, cukup dengan melampirkan salinan SIUP dari kantor Surat Keterangan Domisili Usaha SKDUSyarat kedua yang perlu dilengkapi dalam proses pembukaan kantor cabang adalah Surat Keterangan Domisili Usaha atau SKDU. Surat ini adalah dokumen yang menyatakan legalitas dari tempat atau lokasi Nomor Pokok Wajib Pajak NPWPSetiap warga negara yang merupakan wajib pajak harus memiliki NPWP, baik perorangan maupun badan usaha. Bagi usaha yang ingin mendirikan kantor cabang di suatu daerah, maka badan usaha tersebut wajib memiliki NPWP sebagai salah satu Surat Izin Tempat Usaha SITUPembukaan kantor cabang suatu perusahaan juga memerlukan dokumen Surat Izin Tempat Usaha atau SITU. Penerbitan SITU diatur oleh Peraturan Daerah Perda Surat Izin Gangguan HOSurat Izin Gangguan atau yang memiliki nama lain Hinder Ordonantie HO adalah surat izin yang diatur oleh daerah yang berfungsi untuk melindungi kantor dari kemungkinan adanya gangguan. Hal ini juga sebagai tanda bahwa suatu perusahaan telah mendapatkan izin untuk menjalankan aktivitas di suatu Akta PerusahaanSyarat keenam untuk pembukaan kantor cabang adalah dengan melampirkan akta perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan akta perusahaan dari kantor Tanda Daftar Perusahaan TDPTanda Daftar Perusahaan atau TDP adalah suatu dokumen yang menandakan bahwa suatu perusahaan sudah terdaftar secara resmi di mata hukum. Dokumen ini juga menjadi salah satu persyaratan wajib untuk bisa membuka kantor SK KemenkumhamSK Kemenkumham adalah surat keputusan dari Kementerian Hukum dan Ham. SK ini menjadi salah satu persyaratan administrasi untuk mendirikan kantor Pembukaan Kantor CabangTerdapat sejumlah ketentuan yang harus dipenuhi suatu badan usaha yang ingin membuka kantor cabang. Berdasarkan Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Perizinan Dan Fasilitas Penanaman Modal PBKPM 13/2017 Pasal 45, berikut adalah ketentuan untuk membuka kantor cabangPerusahaan PMA/PMDN dapat membuka kantor cabang di seluruh wilayah Indonesia yang merupakan unit atau bagian dari perusahaan induknya. Kantor cabang dapat berada di wilayah yang berbeda dengan perusahaan induk dan dapat bersifat berdiri sendiri atau bertugas untuk melaksanakan sebagian tugas dari perusahaan PMA/PMDN yang izinnya merupakan kewenangan pemerintah pusat dan akan membuka kantor cabang melaporkan rencana pembukaan kantor cabang kepada Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP pusat di Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM.Perusahaan PMDN yang izinnya merupakan kewenangan pemerintah daerah yang akan membuka kantor cabang melaporkan rencana pembukaan kantor cabang kepada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu DPMPTSP cabang adalah kantor yang bertanggung jawab secara langsung pada kantor pusat dan bertujuan untuk melayani pelanggan di daerah. Demikianlah pembahasan mengenai kantor cabang, semoga bisa membantu. Simak Video "Daftar Baru Aset Kripto yang Diperdagangkan di Pasar Fisik Asix+ Masuk" [GambasVideo 20detik] khq/fds

Padasore hari, database cabang diupload ke kantor pusat dan digabungkan ke database pusat, bersama-sama dengan data transaksi dari cabang lain. Bila kita menggunakan sequence, akan terjadi duplikasi primary key, karena masing-masing cabang memulai sequence dari angka 1. Cabang A akan punya data 1 - 100, demikian juga cabang-cabang lain.
Perbedaan antara agen penjualan dan cabang sebagian besar terkait dengan tingkat otonomi. Sebuah agen penjualan, kadang diistilahkan secara sederhana sebagai " agen " biasanya tidak beroperasi secara otonom namun bertindak atas nama kantor pusat. Agen penjualan dapat memajang dan mendemostrasikan contoh produk, menerima pesanan, dan mengatur pengiriman. Kantor cabang biasanya memiliki otonomi lebih luas dan memberikan rentang penyediaan jasa yang lebih besar dibanding agen penjualan, walaupun tingkatnya berbeda dengan perusahaan individu. Sebuah cabang umumnya menyimpan stok persediaan dan mengarsip pesanan pelanggan. Banyak perusahaan yang beroperasi melalui cabang-cabang. Hampir setiap orang pernah mengunjungi cabang department store ternama seperti Matahari dan Sogo. Bank secara khusus telah melakukan perluasan melalui pembukaan jaringan cabang bank secara ektensif. Beberapa perusahaan manufaktur juga menjalankan bisnis melalui sistem lokasi operasi yang dapat dibandingkan, biasanya disebut dnegan " pabrik ". Misalnya, PT Indofood menjalankan proses produksi di berbagai pabrik di lokasi Jakarta, Bndung, Medan, Banjarmasin, dan Makassar. Sistem pengambilan keputusan manajemen pada agen penjualan kecil antara lain adalah bahwa keputusan-keputusan dibuat di kantor pusat dan agen penjualan melakukan operasi rutin. Tingkat pengambilan keputusan manajemendi cabang biasanya lebih tinggi dibanding agen penjualan namun dengan tingkat yang berbeda antar perusahaan. 2. AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUALAN Oleh karena agen penjualan umumnya tidak memiliki sistem akuntansi, seluruh transaksi terkait dengan agen terkait oleh kantor pusat. Untuk beberapa jenis transaksi, ayat jurnak yang dicatat oleh kantor pusat didasarkan pada dokumen yang dihasilkan agen. Misalnya, kantor pusat mencatat transaksi agen berdasarkan faktur penjualan, catatan gaji, dan dokumen Voucher kas kecil yang disediakan oleh agen penjualan. Transaksi lainnya dapat dicatat berdasarkan dokumen sumber lain yang diserahkan pihak eksternal langsung ke kantor pusat. Misalkan, perusahaan yang memberikan jasa gas, listrik, air, dan telekomunikasi ke agen dapat mengirim tagihan langsung ke kantor pusat. Kantor pusat umumnya mencatat aset, pendapatan, dan beban tiap agen secara terpisah. Sehingga memungkinkan kantor pusat mengontrol aset dan menyediakan informasi dalam penilaian kinerja tiap agen.

Garisbesar bekerjanya suatu cabang dan sebagai berikut :a. Cabang diberi modal kerja, baik berupa uang kas, barang barang dagangan maupun aktiva lainnya ole

Didalam perkembangan usaha, perusahaan dapat beroperasi bukan hanya didalam lingkungan suatu kota, akan tetapi dapat juga beroperasi ke luar kota, ke luar daerah ataupun ke luar umumnya sebagai titik tolak perkembangan suatu usaha tersebut adalah perluasan daerah pemasaran. Pada saat meluasnya daerah pemasaran, maka akan menimbulkan masalah bagi pimpinan perusahaan. Akan tetapi masalah tersebut bisa diatasi dengan berbagai cara yang paling efektif dan ekonomis antara lain mengangkat pedagang keliling atau petugas bagian penjualan yang langsung mendatangani para langganan, penggunaan katalogus dengan pengiriman pesanan perpos dengan sistem konsinyasi dan lain-lain. Terkadang, cara tersebut tidak sesuai harapan pimpinan berhubung sangat besarnya perkembangan daerah mengatasi hal tersebut, dapat dibentuk pusat-pusat penjualan di dalam daerah tertentu yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan pemasaran. Pusat-pusat yang dibentuk dapat berupa agen atau cabang yang mempunyai fungsi pembelian ataupun penjualan. Dengan tema “Hubungan Kantor pusat dan cabang II” akan membahas tentang persoalan-persoalan khusus didalam akuntansi yang akan timbul pada saat perusahaan menggunakan sistem desentralisasi. Dan hubungan tersebut menyangkut dalam hal pengiriman transfer uang antar cabang, pengiriman barang-barang antar cabang, barang-barang untuk cabng dinota diatas harga Apa persoalan-persoalan yang menyangkut hubungan antara kantor pusat dan cabang?2. Bagaimana persoalan-persoalan tersebut bisa terjadi?3. Bagaimana pencatatan dalam buku kantor pusat dan kantor cabang?1. Untuk mengetahui persoal-persoalan yang menyangkut hubungan antara kantor pusat dan Untuk mengetahui sebab terjadinya persoalan-persoalan Untuk mengetahui posisi keuangan kantor pusat dan kantor Mahasiswa dapat mengetahui persoalan yang menyangkut hubungan kantor pusat dan cabang. 3. Mahasiswa dapat mengetahui pencatatan pembukuan kantor pusat dan cabang. BAB 2. TINJUAN PUSTAKA Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Operasi Suatu Cabang 1. Beroperasi sebagai unit usaha terpisah, dan di bawah pengendalian kantor pusat. 2. Modal kerja berupa uang tunai, barang-barang dagangan, aktiva lainnya diberi oleh kantor pusat. 3. Barang dagangan dapat dibeli dari pihak ketiga, untuk jenis barang yang tersedia dari kantor pusat. 4. Aktivitas penjualan yang dilaksanakan, dimulai untuk mendapatkan pembeli mengirimkan barang / jasa ; membuat faktur penjualan ; menagih piutang ; menyimpan dalam rekening banknya sendiri. 5. Pembatasan keleluasaan cabang operasi dapat dilakukan kantor pusat, seperti a. Penerimaan kas dari hasil penjualan, pengumpulan piutang, setiap harinya harus disetorkan atas nama rekening kantor pusat dalam jumlah yang utuh. b. Pembentukan dana kas kecil untuk pengeluaran kas di cabang. Akuntansi Suatu Cabang 1. Pencatatan kegiatan kantor cabang dilakukan kantor pusat Sifat kantor cabang memiliki sifat seperti agen, desentralisasi akuntansi pelaksanaan jurnal, buku besar atau seperangkat buku yang terpisah pada kantor pusat. Pencatatan data akuntansi kantor cabang diperoleh kantor pusat melalui dokumen asli dan ringkasan memo transaksi yang dilengkapi voucher, duplikat sebagai arsip cabang. 2. Pencatatan kegiatan kantor cabang dilakukan kantor pusat dan kantor cabang Pencatatan data akuntansi kantor cabang diperoleh kantor pusat melalui duplikat jurnal, pencatatan dokumen asli ke dalam jurnal dilakukan oleh kantor cabang. Pencatatan yang dilakukan kantor pusat ke dalam rekening kantor cabang yang terpisah atau dimasukkan ke dalam buku besar umum kantor pusat. Pada akhir periode akuntansi, kantor pusat melakukan penyesuaian adjusment dan menutup pembukuan closing rekening kantor cabang untuk menetapkan besarnya laba-rugi cabang. 3. Pencatatan kegiatan kantor cabang dilakukan kantor cabang Pencatatan data transaksi ke dalam jurnal dan pemindah pembukuan ke dalam buku besar umum. Laporan keuangan disusun secara periodik untuk di kirim ke kantor pusat, dan laporan keuangan ini diperiksa oleh internal auditor kantor pusat. Penyelesaian penutupan saldo buku-buku dilakukan oleh kantor cabang, maka hubungan kantor cabang dan kantor pusat terlihat sebagai berikut a. Kantor Cabang Digunakan rekening Kantor Pusat Home Office untuk penghubung dengan Kantor Pusat. Rekening kantor pusat Home Office ini 1 Untuk kerugian operasi kantor cabang. di Debet Untuk pengiriman uang yang dilakukan oleh kantor cabang ke kantor pusat. 2 Untuk laba yang dihasilkan operasi kantor cabang. di Kredit Untuk mencatat uang tunai, barang-barang dan aktiva lainnya yang diterima dari kantor pusat. Rekening kantor pusat menunjukkan jumlah kewajiban kantor cabang. a. Kantor Pusat Digunakan Rekening Timbal Balik Reciprocal Account disebut dengan rekening b. Kantor Cabang Branch Office, atau Investasi pada kantor cabang Invesment in Branch Rekening kantor cabang ini 1 Untuk laba yang dihasilkan operasi kantor cabang. di Debet Untuk pengiriman uang, barang-barang dan aktiva lainnya yang diserahkan ke kantor cabang. 2 Untuk kerugian kantor cabang. Kredit Untuk pengiriman uang tunai dari kantor cabang. Laporan Keuangan kantor Pusat dan kantor Cabang Laporan Keuangan Kantor Pusat 1. Penyusunan dilakukan setiap akhir periode fiskal untuk memperlihatkan hasil operasi perhitungan rugi laba dan kondisi keuangan neraca. Rekening investasi pada kantor cabang Invesment in Branch terlihat sebagai aktiva Assets pada neraca kantor pusat. Penghasilan masing-masing kantor cabang dapat diperlihatkan pada laporan pendapatan perhitungan rugi laba kantor pusat. Laporan Keuangan Kantor Cabang. 1. Penyusunan dilakukan setiap akhir periode fiskal 2. Neraca saldo cabang dapat dilampirkan sebagai daftar pendukung saldo investasi pada kantor cabang. 3. Perhitungan rugi laba kantor cabang dapat dilampirkan pada laporan pendapatan perhitungan rugi laba kantor pusat. Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Cabang. 1. Tujuan Penyusunan Penggabungan Laporan Keuangan Penggabungan laporan keuangan Neraca dan Perhitungan Rugi Laba kantor pusat dan kantor cabang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh dari suatu unit usaha, yang diperlukan para pemegang saham, kreditur dan kantor-kantor pajak. 2. Persiapan Penggabungan Laporan Keuangan Persiapan penggabungan laporan keuangan harus memperhatikan rekening-rekening account yang bersifat timbal balik reciprocal. Rekening-rekening reciprocal harus dihapuskan Elimination pada neraca dan perhitungan rugi laba, yaitu a. Eliminasi untuk rekening-rekening reciprocal pada neraca 1. Rekening kantor pusat di dalam neraca kantor cabang & rekening kantor cabang didalam neraca kantor pusat. 2. Rekening hutang dan piutang kantor pusat dan kantor cabang b. Eliminasi untuk rekening-rekening reciprocal pada perhitungan rugi laba 1. Rekening pengiriman barang dagangan ke kantor cabang di dalam perhitungan rugi laba kantor pusat dan rekening pengiriman barang dagangan dari kantor pusat di dalam perhitungan rugi laba kantor cabang. 2. Rekening pendapatan dan biaya lainnya yang terjadi akibat transaksi di antara kantor pusat dan kantor cabang. BAB 3. PEMBAHASAN Persoalan-persoalan hubungan kantor pusat dan cabang Persoalan-persoalan khusus di dalam akuntansi biasanya timbul perusahaan menggunakan sistem Desantralisasi, apabila hubungan antara kantor pusat dan cabang menyangkut hal-hal berikut a. Pengiriman uang tunai antar cabang Interbranch Transfer of Cash b. Pengiriman barang-barang antar cabang Interbranch Transfer of Merchandise c. Barang-barang yang dikirim untuk cabang dinota diatas harga pokok 1. Pengiriman Uang Tunai Antar Cabang a. Hubungan Umum Kantor cabang mempunyai hubungan dengan kantor pusat dan pihak luar untuk transaksi kas. b. Hubungan khusus Kantor pusat dapat meminta dan menyetujui kepada satu kantor. 2. Pengiriman Barang Dagang Antar Cabang a. Hubungan Umum Kantor pusat menyediakan barang dagangan untuk masing-masing kantor cabang. b. Hubungan Khusus Kantor pusat dapat meminta dan menyetujui pengiriman barang dagangan dari satu kantor cabang ke kantor cabang lainnya. c. Masalah Khusus “Biaya Angkut Freight Charges ” Yang dibebankan kepada dan dibayar oleh kantor cabang yang Mengirim kepada kantor cabang yang menerima, serta perhitungan pembebanan biaya angkut di kantor pusat, diantaranya a. Kantor cabang yang mengirim barang dagangan membayar biaya angkut dan memperhitungkan sebagai beban kantor pusat. b. Kantor cabang yang menerima barang dagangan dibebankan biaya angkut yang normal, seperti halnya menerima barang dagangan dari kantor pusat. c. Kantor pusat memperhitungkan biaya angkut untuk pengiriman barang antar cabang ke dalam rekening Yaitu Kelebihan biaya angkut dari biaya angkut yang normal. Dalam penyusunan perhitungan rugi-laba kantor pusat, rekening “kelebihan biaya angkut untuk pengiriman barang dagangan antar kantor cabang” dilaporkan sebagai subtraksi dari ikhtisar pendapatan kantor cabang Summary of Branch Earnings dibagian bawah dari perhitungan rugi-laba. 3. Barang-barang untuk cabang dinota diatas harga pokok. Barang-barang yang dikirim oleh kantor pusat ke cabang-cabang dinota diatas harga pokoknya, biasanya dilakukan salah satu dari dua macam harga yang berikut 1. Dinota dengan tambahan % tertentu diatas harga pokok Billing at an arbitrary rate above cost. a. Hubungan umum Kantor pusat menyediakan barang dagangan untuk masing-masing kantor cabang. b. Hubungan khusus Kantor pusat menetapkan harga dinota dengan tambahan % tertentu diatas harga pokok untuk setiap pengiriman barang dagangan ke kantor cabang. Prosedur akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang a. Pada saat pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang. Peristiwa ini terjadi selama periode akuntansi. b. Pada saat pelaporan nilai persediaan barang dagangan oleh kantor cabang ke kantor pusat. Peristiwa ini terjadi pada akhir periode akuntansi, dan kantor cabang mengirimkan pelaporan laba / rugi bersih. 2. Dinota dengan harga jual eceran Billing at retail sales price. a. Hubungan Umum Kantor pusat menyediakan barang dagangan untuk masing-masing kantor cabang. b. Hubungan Khusus Kantor pusat menetapkan dinota dengan harga jual eceran untuk setiap pengiriman barang dagangan ke kantor cabang berdasarkan harga jual eceran. Prosedur akuntansi hubungan kantor pusat dengan kantor cabang a. Pada saat pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang, terjadi selama periode akuntansi. Akuntansi di HO dan BO sama dengan harga dinota dengan tambahan % tertentu diatas harga pokok. b. Pada saat pelaporan nilai sisa persediaan barang dagangan sekaligus pelaporan laba bersih oleh kantor cabang ke kantor pusat, terjadi pada akhir periode akuntansi. Akuntansi di HO dan BO sama dengan harga dinota dengan tambahan % tertentu diatas harga pokok. Persoalan-persoalan khusus terjadi a. Pengiriman Uang antar cabang Pengiriman uang antar cabang Interbranch transfer of cash ini terjadi apabila apabila perusahaan mempunyai cabang lebih dari satu. Untuk mengendalikan aktifitas tiap-tiap cabangnya, biasanya kantor pusat mengadakan pembatasan-pembatasan yang menyangkut hubugan antara cabang tertentu dengan cabang lainnya. Pembatasan yang diadakan itu berhubungan dengan otorisasi terhadap transaksi yang terjadi antara cabang tertentu dengan cabang lainnya tersebut. Otorisasi terhadap transaksi demikian biasanya berada pada kantor pusat. Dari segi akuntansinya, meskipun tiap-tiap cabang dianggap sebagai unit usaha yang berdiri sendiri sistem desantrilisasi, namun demikian pengecualian terhadap transaksi antar cabang seperti itu diadakan agar hasil usaha tiap-tiap cabang dapat lebih dikontrol oleh pusat. b. Pengiriman barang antar cabang Seperti halnya pengiriman uang antar cabang, dalam hal pengiriman barang antar cabang Interbranch transfer of merchandise, maka otorisasi terjadinya transaksi tersebut, biasanya ada pada kantor pusatnya. Terdapat persoalan tersendiri apabila terjadi pengiriman barang dari cabang tertentu kepada cabng lainnya. Persoalan itu adalah tentang perlakuan akuntansi terhadap biaya pengangkutan barang-barang yang bersangkutan. Dalam hal pengiriman barang-barang dari kantor pusat ke suatu cabang biasanya ongkos-ongkos pengangkutan untuk barang-barang tersebut diperhitungkan dan menjadi beban kantor cabang, yaitu ditambahkan pada harga barang-barang yang bersangkutan. c. Barang-barang untuk cabang dinota diatas harga pokok Barang-barang yang dikiri oleh kantor pusat ke cabang-cabang yang dinota diatas harga pokoknya, biasanya dilakukan salah satu dari dua macam harga yang berikut 1. Barang-barang untuk cabang dinota dengan tambahan %tertentu diatas harga pokok dengan tujuan antara lain a. Untuk dapat mengontrol/mengendalikan para pejabat dicabang, sehingga dapat diperoleh gambaran yang konkrit tentang hasil-hasil usahanya. b. Untuk dapat menutup sebagian ongkos-ongkos pengurusan dan pengawasan serta administrasi yang menyangkut hubungan antara kantor pusat dan cabang. Dengan menentukan harga barang-barang untk cabang diatas harga pokoknya, sebenarnya bahwa laba yang dilaporkan adalah lebih rendah dari yang sesungguhnya terjadi. Demikian pula laporan persediaan akhir barang-barang yang yang ada di cabang-cabang tidak sesuai dengan harga pokonya. Informasi terhadap harga pokok dan persediaan barang dagangan yang berada dikantor cabangnya itu tetap harus dikumpulkan oleh kantor pusat, kaena merupakan data penyesuaian atas hasil usaha cabang yang bersangkutan. Selisih yang terjadi antara “harga pokok” menurut kantor pusat dengan “harga dalam nota” untuk cabang selisih antara cost dan billed price ditampung dalam rekening cadangan selisih kenaikan harga barang-barang cabang Allowance for overvaluation of branch merchandise. 2. Brang-barang untuk cabang dinota dengan harga jual eceran dengan tujuan antara lain a. Untuk lebih memperketat kontrol dan mendapatkan informasi yang lengkap tentang hasil-hasil operasi cabang. b. Oleh karena harga jual eceran telah ditetapkan, maka apabila ada laporan penjualan dari cabang, dapat segera diperkirakan saldo persediaan yang ada dicabang tanpa menunggu sampai dengan laporan tentang persediaan itu dibuat. c. Mempermudah untuk pencocokan didalam mengadakan investarisasi phisik barang di cabang, dimana jumlah persediaan phisik hars sama dengan perbedaan antara harga yang dinota oleh kantor pusat dikurangi penjualan bersih yang dilaporkan. d. Melaksanakan kebijaksanaa harga jual yang sama terhadap beberapa daerah pemasaran tertentu. Apabila barang-barang untuk cabang dinota dngan harga jual eceran,maka harga pokok penjualan dicabang otomatis, sama dengan penjualannya. Aktivitas cabang akan menunjukkan kerugian dan kerugian cabang tersebut sama dengan jumlah seluruh biaya usaha. Laba atau rugi usaha yang sesungguhnya dari usaha yang sesungguhnya dari usaha cabang hanya akan dapat diketahui oleh kantor pusat. Pencatatan yang ada dikantor cabang yang tidak dapat menunjukkan rugi dan laba usahanya itu, hanya dipakai untuk tujuan-tujuan statistik dan perbandingan belaka. Pencatatan dalam pembukuan kantor pusat dan kantor cabang a. Pengiriman Uang antar cabang Suatu perusahaan yang berkantor pusat di Yogyakarta memerintahkan kepada cabang Bandung untuk mengirimkan uang sebesar Rp. kepada cabang Semarang. Sesuai dengan uraian tersebut diatas, maka pencatatan yang diperlukan oleh masing-masing pihak yang terlihat dalam transaksi ini adalah sebagai berikut Buku-buku Kantor Pusat R/K Kantor Cabang Semarang Rp R/K Kantor Cabang Bandung Rp Cabang Bandung R/K Kantor Pusat Rp Kas Rp Cabang Semarang Kas Rp R/K Kantor Pusat Rp b. Pengiriman barang antar cabang Apabila terjadi pengiriman barang-barang untuk cabang atas perintah kantor pusat, maka perlakuan terhadap ongkos angkut pengiriman diatur sebagai berikut a. Ongkos angkut barang-barang dari cabang tertentu ke cabang yang lain itu dibayar lebih dulu oleh cabang yang mengirim dan nantinya akan diperhitungkan sebagai beban kantor pusat. b. Pembebenan ongkos angkut untuk cabang yang menerima barang-barang kiriman itu diperhitungkan sesuai dengan ongkos angkutapabila kantor pusat mengirimkan langsung kepada cabang penerima. c. Dalam buku-buku kantor pusat, selisih yang terjadi dalam perhitungan pembebenan ongkos angkut antar cabang itu diperlakuan sebagai “Selisih ongkos angkut barang-barang antar cabang” Excess Freigh On Interbranch Transfer of Merchandise. Contoh PT. Aneka Batik di Yogyakarta, mengirimkan sejumlah barang kecabang di Semarang seharga Rp. Ongkos angkut barang tersebut dari Yogyakarta ke Semarang adalah Rp. Beberapa hari kemudian oleh karena ada perubahan kebijaksanaan, kantor pusat memerintahkan kepada cabang Semarang, agar barang-barang yang baru diterima dikirimkan kecabang Bandung seluruhnya, cabang Semarang melaksankan perintah tersebut dan membayar ongkos angkut sebesar Rp. Apabila kantor pusat langsung mengirim barang-barang tersebut dari Yogyakarta ke Bandung hanya memerlukan ongkos angkut Pencatatan pada buku-buku kantor pusat, cabang Semarangdan Cabang Bandung akan nampak sebagai berikut Pencatatan pada Buku-buku Kantor Pusat Transaksi-Transaksi Jurnal 1. Pengiriman barang-barang kecabang Semarang, dengan harga pokok, sebesar dan ongkos angkut Rp. telah dibayar R/K Kantor cabang Semarang Rp Pengiriman barang kecabag Semarang Rp Kas Rp 2. Kantor pusat memerintahkan kepada cabang Semarang, agar barang yang baru diterimanya seharga Rp. dikirimkan ke cabang Bandung a. Pengiriman barang kecabang Semarang Rp Pengiriman barang kecabag Bandung Rp b. R/K kantor cabang bandung Rp Selisih ongkos angkut barang antar cabang Rp Kantor cabang Semarang Rp Pencatatan pada Buku-buku Cabang Semarang Transaksi-Transaksi Jurnal 1. Penerimaan barang-barang dari kantor pusat, seharga dengan ongkos angkut Rp. Penerimaan barang-barang dari kantor pusat Rp Ongkos angkut barang masuk Freight In Rp R/K Kantor pusat Rp 2. Pengiriman barang-barang ke cabang Bandung atas perintah kantor pusat. Barang-barang yang dikirim seharga Rp. dengan ongkos angkut ke Bandung sebesar Rp. R/K Kantor pusat Rp Pengiriman barang-barang dari kantor pusat Rp Ongkos angkut barang masuk Rp Kas Rp Pencatatan pada Buku-buku Cabang Bandung Transaksi-Transaksi Jurnal 1. Penerimaan barang-barang dari cabang Semarang tas perintah Kantor Pusat, seharga dan ongkos angkut normal dari Yogyakarta-Bandung Rp. Pengiriman barang dari kantor pusat Rp Ongkos angkut barang masuk Freight In Rp R/K Kantor pusat Rp Keterangan Didalam laporan keuangan kantor pusat secara individual saldo rekening “Selisih ongkos angkut antar barang antar cabang” dapat dicantumkan sebagai pengurang daripada rugi-laba cabang penerima yang terakhir. Akan tetapi dalam laporan keuangan gabungan Perhitungan rugi-laba gabungan, saldo “Selisih ongkos angkut barang-barang antar cabang” tersebut dapat dicantumkan/dicatat sebagai bagian dari harga pokok yang dijual, biaya penjualan, ataupun biaya administrasi & umum. Masalah alokasi pembebanan ini tergantung kepada bagian yang bertanggung jawab atas transfer barang-barang tersebut. c. Brang-barang untuk cabang dinota diatas harga pokok 1. Barang-barang untuk cabang dinota dengan tambahan %tertentu diatas harga pokok. Contoh Barang-barang yang harga pokoknya cost Rp. dikirimkan oleh kantor pusat kepada cabangnya, dengan harga setelah dinaikkan 25% dari harga pokok atau sejumlah Rp. Pencatatan pada buku-buku kantor pusat dang cabang akan tampak sebagi berikut Transaksi-Transaksi Buku-buku kantor pusat Pengiriman barang-barang dari cabang harga pokok dinota seharga Rp. R/K Kantor cabang Rp Pengiriman barang-barang ke kantor cabang Rp Cadangan kenaikan harga barang-barang cabang Rp Transaksi-Transaksi Buku-buku Kantor Cabang Pengiriman barang-barang dari cabang harga pokok dinota seharga Rp. Pengiriman barang-barang ke kantor cabang Rp R/K Kantor cabang Rp Keterangan Apabila barang telah laku dijual oleh cabang, maka laba yang diakui oleh kantor pusat disamping selisih antara harga jual cabang dengan harga dinota, juga diperhitungkan cadangan kenaikan harga yang ada. Sesuai dengan jumlah yang terjual menurut laporan dari cabang yang bersangkutan. Biasanya perhitungan untuk mengurangi “Cadangan kenaikan harga barang-barang cabang” dilakukan pada akhir periode. Rekening cadangan kenaikan harga barng-barang cabang ini dikurangi proporsional degan jumlah yang terjual, sehingga saldonya menjadi sejajar dengan tambahan/kenaikan harga atas persediaan yang masih ada di cabang. Contoh Misalnya pengiriman barang seperti contoh dimuka dari harga pokok sebesar Rp. dengan harga nota untuk cabang Rp. pada akhir periode kantor cabang melaporkan bahwa persediaan barang yang ada seharga Rp. sedang laporan perhitungan laba rugi cabang menunjukkan laba bersih Rp. Pencatatan pada buku-buku kantor pusat dan cabang akan tampak sebagai berikut Transaksi-Transaksi Buku-buku Kantor Pusat 1. Laporan perhitungan Rugi-Laba menunjukkan laba bersih Rp. R/K Kantor cabang Rp Rugi-Laba Kantor Cabang Rp 2. Penyusuaian saldo cadangan dengan kenaikan barang-barang cabang dengan saldo persediaan barang-barang dikantor cabang dan koreksi terhadap laba cabang Cadangan kenaikan harga barang-barang cabang Rp Rugi-Laba Kantor Cabang Rp 3. Menutup Rugi-Laba cabang ke Rugi-Laba Umum Rugi-Laba Kantor cabang Rp Rugi Laba Rp Transaksi-Transaksi Buku-buku Kantor Cabang 1. Laporan perhitungan Rugi-Laba menunjukkan laba bersih Rp. Rugi-Laba Rp Rugi-Laba Kantor Pusat Rp 2. Penyusuaian saldo cadangan dengan kenaikan barang-barang cabang dengan saldo persediaan barang-barang dikantor cabang dan koreksi terhadap laba cabang - - - - - - - - 3. Menutup Rugi-Laba cabang ke Rugi-Laba Umum - - - - - - - - Dari jurnal-jurnal tersebut diatas, dan berdasarkan laporan dari cabang, barang-barang yang terjual adalah sebesar Rp. Rp. Barang seharga Rp. kini adalah berdasarkan harga nota dari kantor pusat setelah ditambah kenaikan harga sebesar 25%. Jadi harga pokok sebenarnya dari jumlah tersebut adalah 100/125 x RP = Rp Dengan demikian maka kenaikan harga untuk barang-barang yang telah terjual oleh cabang adalah sebesar Rp. Rp. Oleh karena itu rekening “Rugi-Laba Cabang” dikoreksi dengan ditambah dikredit sejumlah Rp Saldo rekening Cadangan kenaikan harga barang-barang cabang” pada akhir periode tinggal Rp. Rp. Rp. Jumlah ini akan proposional dengan saldo persediaan di cabang yang berjumlah sebesar Rp di mana di dalamnya terkandung kenaikan harga sebesar 25% dari harga pokoknya. Laporan keuangan gabungan apabila barang-barang cabang dinota diatas harga pokok. Penyusunan laporan keuangan gabungan untuk barang yang dikirimkan antar cabang dicatat dengan harga pokoknya at cost, relatif lebih mudah seperti dijelaskan pada bab sebelumnya. Apabila barang-barang untuk cabang dinota dengan harga yang berbeda dari harga pokoknya, maka akan timbul persoalan-persoaln khsus didalam penyusunan laporan keuangan gabungan. Persoalan-persoalan khusus yang perlu diperhatikan antara lain 1. Persediaan akhir barang-barang pada neraca kantor cabang yang nilainya berbeda dari harga pokok sebenarnya, harus dinyatakan kembali dalam nilai harga pokok semula, agar memungkinkan penyusunan neraca gabungan. 2. Persediaan awal dan akhir barang-barang pada laporan perhitungan rugi/laba cabang harus dinyatakan kembali dalam harga pokok yang sebenarnya. 3. Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan gabungan biasanya daftar lajur working papers dibuat atas dasar data neraca sisa dari usat dan cabangnya Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih lengkap di bawah ini diberikan contoh sebagai berikut Contoh 5 PT Artha, di Jakarta mempunyai sebuah cabang di barang-barang yang dikirim ke cabangnya, PT Artha membebankna harga barang-barang tersebut 125% dari harga samping menerima barang-barang dari kantor pusat, cabang Medan diberi kebebsan pula untuk membeli barang lokal yang diperlukannya. Berikut ini adalah neraca sisa PT di Jakarta beserta cabangnya di Medan untuk periode akhir tahun buku 2012 PT. ARTHA Neraca Sisa, per 31 Desember 2012 Kantor Pusat Jakarta Kantor Cabang Medan Debit Kas Rp Rp Piutang Dagang Rp Rp Persediaan Barang 1 Januari 2012 Rp Rp Aktiva Tetap Rp Rp R/K Kantor Cabang Medan Rp Rp - Pembelian Rp Rp Pengiriman Barang dari Kantor Pusat Jakarta Rp - Rp Macam-Macam Biaya Usaha Rp Rp Deviden yang dibagi Rp Rp - Jumlah Rp Rp Kredit Cadangan Kenaikan Harga Barang-barang cabang Rp Rp - Aktiva Depresiasi Aktiva Tetap Rp Rp Hutang Dagang Rp Rp Pengiriman Barang-barang ke Cabang Medan Rp Rp - Penjualan Rp Rp Modal Saham Rp Rp - Laba yang ditahan, 1 januari 2012 Rp Rp - R/K Kantor Pusat Jakarta Rp - Rp Jumlah Rp Rp Diketahui bahwa pada tanggal 31 Desember 2012, persediaan barang yang ada pada masing-masing pihak adalah Kantor Pusat Jakarta Kantor Pusat Jakarta Kantor Cabang Medan Harga Pokok dibeli dari luar Rp Rp Harga Nota dibeli dari pusat Rp - Rp Jumlah Rp Rp Atas dasar data tersebut di atas, maka daftar lajur dan laporan keuangan yang disusun dari daftar lajur tersebut dapat dilihat pada halaman – halaman yang berikut ini PT. ARTHA Daftar lajur Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Cabang Per 31 Desember 2012 Kantor Pusat Kantor Cabang Penyerahan&Eliminasi Rugi-Laba Gabungan Laba yang ditahan Neraca Gabungan D K D K D K D K Debit Kas 352 189 - - - - - - 541 - Piutang Dagang 280 150 - - - - - - 430 - Persediaan Barang 1 Jan 400 180 - 20 560 - - - - - Aktiva Tetap 120 90 - - - - - - 210 - R/K Kantor Cabang Medan 434 - - 434 - - - - - - Pembelian 880 100 - - 980 - - - - Pengiriman Barang dari Kantor Pusat Jakarta - 240 - 240 - - - - - - Macam-Macam Biaya Usaha 200 8 - - 280 - - - - - Deviden yang dibagi 80 - - - - - 80 - - - Jumlah Persediaan Barang-barang, 31 Des 2012 320 120 - 16 - - - - 424 - Kredit Cadangan Kenaikan Harga 68 - 48 - - - - - - - 20 Akumulasi Depresiasi Aktiva Tetap 60 45 - - - - - - - 105 Hutang 280 50 - - - - - - - 330 R/K Kantor Pusat - 434 434 - - - - - - - Modal Saham 800 - - - - - - - - 800 Laba yang ditahan, 1 Jan 2012 146 - - - - - - 146 - - Penjualan 500 - - - - - - - Pengiriman Barang-barang ke Cabang Medan 192 - 192 - - - - - - - Persediaan Barang-barang, 31 Des 2012 1029 Laporan Rugi-Laba 320 120 16 - - 424 - - - - 710 710 80 146 Laba Bersih dipindah ke Laba yang ditahan 304 - - 304 - - Saldo Laba yang ditahan dipindah ke Neraca 370 - - 370 450 450 Penjelasan untuk Penyesuaian dan Eliminasi 1 Rekening-rekening Neraca yang sifatnya timbal-balik reciprocal dieliminasi dengan jurnal R/K Kantor Pusat Rp. R/K Kantor Cabang Medan Rp. 2 Saldo rekening Rugi-Laba yang sifatnya timbal-balik antara Kantor Pusat dan Cabang dieliminasi dengan jurnal Pengiriman Barang-barang ke Cabang Medan Rp. Cadangan Kenaikan Harga Barang-barang Cabang 25% x Rp. Rp. Pengiriman barang-barang Dari Kantor Pusat Rp. 3 Saldo awal rekening “Cadangan Kenaikan Harga Barang-barang Cabang” pada 1-1-2012 adalah sebesar Rp. Kenaikan ini diperhitungkan atas saldo awal persediaan barang-barang yang masih ada di Cabang Medan. Oleh karena itu saldo kenaikan harga ini harus dieliminasi dengan jurnal Cadangan Kenaikan Harga Barang- barang cabang Rp. Persediaan Brang-barang 1-1-2012 Rp. 4 Persediaan akhir barang-barang yang ada di Cabang, yang asalnya dari Kantor Pusat, baik untuk kepentingan perhitungan Rugi-Laba maupun Neraca Cabang, masih mengandung unsur kenaikan harga sebesar 25%. Barang-barang dari Kantor Pusat yang ada di Cabang adalah sebesar harga nota Rp. Berhubung dengan itu unsur kenaikan itu harus dieliminasi degan jurnal Persediaan barang-barang 31-12-2012 Laporan Rugi-Laba Rp. Persediaan barang-barang 31-12-2012 Neraca 25/125 x Rp. = Rp. Tentang Proses penutupan buku-buku baik di Cabang dan di Kantor Pusat untuk mengikhtisarkan rekening Rugi-Laba serta pemindahannya ke Rekening Kantor Pusat maupun Laba yang Ditahan dilakukan seperti biasa. Adapun Laporan Perhitungan Rugi-Laba gabungan Laporan Laba yang ditahan dan Neraca Gabungan yang disusun dari daftar lajur tersebut adalah sebagai berikut PT. ARTHA Laporan Rugi Laba Gabungan Kantor Pusat dan Cabang Penjualan Rp. Harga Pokok Penjualan Persediaan barang-barang, 1-1-2012 Rp. Pembelian Rp. Rp. Persediaan Barang-barang, 31-12-2012 Rp. Rp. Laba Kotor Penjualan Rp. Macam-macam Biaya Usaha Rp. Laba Bersih Rp. PT. ARTHA Laporan Laba yang Ditahan Kantor Pusat dan Cabang Saldo Laba yang Ditahan, 1-1-2012 Rp. Laba Bersih Tahun 2012 Rp. Rp. Dikurangi Dividen yang dibagi Rp. Saldo Laba yang Ditahan 31-12-2012 Rp. PT. ARTHA Neraca Gabungan Kantor Pusat dan Cabang Per 31 Desember 2012 Aktiva Passiva Kas Rp Hutang Dagang Rp Piutang Dagang Rp Modal Saham Rp Persediaan Barang-barang Rp Laba yang Ditahan Rp Aktiva Tetap Akum. Depr. Rp Jumlah Aktiva Rp Jumlah Passiva Rp BAB 4. PENUTUP Kesimpulan Setiap Hubungan Kantor Pusat dan Cabang, akan ada persoalan-persoalan khusus di dalam akuntansi yang terjadi di perusahaan tersebut. Dan persoalan-persoalan yang terjadi didalam akuntansi akan dicatat dalam pembukuan dengan menggunakan Sistem Desentralisasi yang artinya setiap susunan dan klasifikasi rekening-rekening pembukuan pada tiap-tiap kantor cabang mengikuti dan sesuai dengan susunan & klasifikasi yang dipakai pada kantor pusatnya.
Bagiananggaran menyusun master anggaran bulanan kantor cabang dan kantor pusat dan mengirimakn ke seluruh kantor cabang dan pembukuan kantor pusat. Bagian kantor-kantor cabang perusahaan dan bagian akuntansi kantor pusat melakukan breakdown anggaran bulanan. Bagian anggaran mengevaluasi kewajaran angka breakdown kantor-kantor cabang
Senin, 05 Oktober 2020 Edit Contoh soal akuntansi kantor pusat dan kantor cabang dan jawabannya menjadikan permasalahan pencatatan sebab cabang perusahaan memiliki otonomi tersendiri. Ilustrasi kantor pusat dan kantor cabang terjadi ketika pemberian modal kerja oleh kantor pusat berupa uang kas, persediaan barang dagang dan aktiva laporan keuangan gabungan kantor pusat dan cabang dapat menggunakan sistem sentralisasi dan desentralisasi. Kantor pusat, agen dan cabang menjadi upaya perusahaan untuk memperlebar pangsa pasar agar penjualan dapat 8 akuntansi untuk kantor pusat dan cabang biasanya menggunakan metode desentralisasi sebab kantor cabang dianggap sebagai unit usaha yang berdiri sendiri. Kantor cabang memiliki kewajiban membuat laporan keuangan dan melaporkan pada laporan gabungan dengan membuat rekening timbal Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Kantor CabangContoh laporan keuangan gabungan kantor pusat dan kantor cabang akan menggunakan rekening timbal balik untuk rekonsiliasi akun. Makalah hubungan antara kantor pusat dan cabang masalah khusus terjadi ketika proses rekonsiliasi akun rekening timbal biaya kantor pusat dan kantor cabang bergantung kebijakan yang diterapkan. Penyusunan laporan keuangan gabungan kantor pusat, agen dan cabang dapat didasari sesuai ketentuan PSAK. Kegunaan transaksi kantor pusat dan kantor cabang adalah meningkatkan penjualan induk laporan keuangan gabungan kantor pusat, cabang dan agen harus dibuat pada akhir periode. Rekening timbal balik yang dibuat oleh kantor pusat yang memiliki saldo kredit adalahMencatat penerimaan uang dari kantor cabangMencatat penerimaan barang dari kantor cabangAdanya kerugian yang harus diakui pada kantor Kegunaan Transaksi Kantor Pusat dan Kantor CabangApa kegunaan transaksi kantor pusat dan kantor cabang yakni menyatukan dua transaksi yang dilakukan dengan menggunaan metode desentralisasi. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi harus dibuat ketika perusahaan memiliki kemampuan mengendalikan perusahaan laporan keuangan gabungan disusun yang pasti adalah akhir tahun dan periode cut-off perusahaan. Tujuan laporan keuangan gabungan dan konsolidasi adalah memberitahu bahwa perusahaan memiliki pengendalian terhadap perusahaan lain baik dengan pembelian saham atau penggabungan kegunaan transaksi kantor pusat dan kantor cabang bergantung kepada jenis pencatatan yakni sentralisasi dan desentralisasi. Perbedaan kantor pusat dan kantor cabang adalah kantor pusat akan membuat laporan keuangan gabungan melalui aktiva yang dimiliki Juga Contoh Soal Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah KhususContoh Soal Akuntansi Kantor Pusat dan CabangContoh soal akuntansi kantor pusat dan cabang dapat terjadi ketika memberikan modal kepada cabang untuk menjalankan kegiatannya. Tujuan pendirian kantor cabang adalah memperluas daerah pemasaran untuk meningkatkan penjualan masalah lain pada kantor cabang biasanya terjadi ketika proses rekonsiliasi. Contoh soal dan jawaban akuntansi kantor pusat dan kantor cabang terjadi pada PT Masraffi yang mendirikan cabang di kota Semarang, transaksi yang terjadi adalahTanggalTransaksi02 Juli 2020Pemberian modal kepada kantor cabang sebesar Rp Juli 2020Droping persediaan barang untuk cabang sebesar Rp Juli 2020Pembelian peralatan kantor sebesar Rp Juli 2020Penjualan tunai sebesar Rp dan penjualan kredit Rp Juli 2020Pelunasan piutang sebesar Rp Juli 2020Kantor pusat membebani kantor cabang biaya sebesar Rp Juli 2020Persediaan akhir sebesar Rp barang dagang diatas harga pokok menyebabkan kantor pusat harus membuat rekonsiliasi akun timbal balik. Materi akuntansi agen dan cabang akuntansi keuangan lanjutan menjadi prioritas dalam pembuatan jurnal sebagai Juli R/K Kantor Juli 2020Penerimaan barang dari R/K Kantor Juli 2020Peralatan R/K Kantor Juli 2020Piutang Juli Piutang Juli 2020Biaya R/K Kantor Juli 2020Persediaan barang Ikhtisar Laba Ikhtisar Laba Laba Penerimaan barang dari kantor Peralatan Biaya Laba / / R/K Kantor Juga Contoh Soal Masalah Lain Pada Kantor CabangDemikianlah Contoh Soal dan Jawaban Akuntansi Kantor Pusat dan Cabang semoga membantu membuat laporan keuangan gabungan. Mengetahuiapa itu SOP sangat penting untuk proses operasional perusahaan. SOP adalah prosedur standar dalam operasi kegiatan perusahaan. Dengan ekspektasi bahwa sekalipun hanya sebuah kantor cabang, namun mereka memiliki SOP yang sama dengan pusat. Kantor Pusat. PT. Mitra Mandiri Informatika Jl. Tebet Timur Dalam Raya No.43, RT.1/RW.11 Posted by Yoga Arif Hendrawan June 12, 2018 ACCOUNTING KANTOR PUSAT DAN CABANG Pencapaian tujuan pemasaran Agen Agency atau Cabang Branch Perbedaan Agen dan cabang Agen Cabang fungsi penerima pesanan persediaan berupa sample syarat-syarat penjualan ditentukan pusat modal kerja diberi pusat memberikan syarat-syarat penjualan transaksi pembayaran sendiri Hubungan Agen dan Pusat Agen hanya menyelenggarakan buku kas untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan pusat pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi di agen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ditentukan secara terpisah ditentukan secara tidak terpisah Transaksi Terpisah Tidak terpisah 1. Pengiriman sample Persed. Sample Agen Pengir. brg. ke Agen misal Rp. Persed. Sample Agen Pengir. brg. ke Agen 2. Pemberian modal Modal kerja Agen Kas Misal Rp. Modal kerja Agen Kas 3. Penjualan via agen Pihutang Dagang Hsl Penjualan Agen Misal Rp. Pihutang Dagang Hsl Penjualan 4. Pengakuan HPP HPP Penjualan Agen Pengir. brg. ke Agen Misal Rp. 5. Penggunaan dan pengisian modal Biaya Usaha Agen Kas Misal Rp. Biaya Usaha Kas 6. Gaji & Komisi Agen Gaji & Komisi Agen Kas Misal Rp. Gaji & Komisi Kas 7. Menutup R/L Hasil Penjualan Agen HPP Penjualan Agen Biaya Usaha Agen Gaji & Komisi Agen R/L Agen Hubungan Cabang dan Pusat Bekerjanya suatu cabang diantaranya adalah Cabang diberi modal kerja Cabang dapat membeli kebutuhan barang dagangan Cabang dapat melakukan aktivitas penjualan Sistem Akuntansi Cabang Sentralisasi. Pembukuan sepenuhnya dilakukan oleh kantor Pusat. Desentralisasi. Cabang menyelenggarakan pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi pada cabang. Transaksi Cabang Pusat 1. Uang dari Pusat Kas R/K Pusat Misal Rp. R/K Cabang Kas 2. Barang dari Pusat Pengir. brg. dari Pusat R/K Pusat Misal HPP Rp. R/K Cabang Pengir. brg. ke Cabang 3. Pembelian Alat Cabang Alat Kantor Kas Misal Rp. 4. Penjualan Cabang Kas Piutang Dagang Penjualan Misal Tunai Kredit 5. Penerimaan piutang Kas Piutang Dagang Misal Rp. 6. Biaya-biaya Biaya Kas Misal Rp. 7. Pengir. uang ke Pusat R/K Pusat Kas Misal Rp. Kas R/K Cabang 8. Biaya-biaya cabang yang telah dibebankan Pusat Biaya Usaha R/K Pusat Misal Rp. R/K Cabang UM Biaya Usaha 9. Penyesuaian Persed. Brg Dag. Bi. Depr. Alat kantor Ak. Depr. Alat Kantor R/L Misal & 10. Penutup a Pendapatan Penjualan R/L b Biaya-biaya R/L Bi. Depresiasi Biaya Usaha Pengir. dr Pusat c Pemindahan R/L ke Pusat R/L R/K Pusat d Pengakuan R/L Cabang R/K Cabang R/L Cabang e Pemindahan R/L Cabang R/L Cabang R/L Transaksi Khusus Pengiriman alat dr Pusat Alat-alat Kantor Invest. tetap Pusat Invest. tetap Cabang Alat-alat Kantor Pembangunan Gedung Cabang oleh Pusat Gedung Invest. tetap Pusat Investasi Tetap Cabang Kas Gedung Laporan Keuangan Gabungan Pusat dan Cabang Neraca Gabungan mengeliminasi saldo rek R/K Pusat dan R/K Cabang dan hutang pihutang pusat cabang. menjumlahkan saldo-saldo rekening aktiva dan hutang L/R mengeliminasi Pengiriman brg Pusat dan Pengiriman brg Cabang dan rekening pendapatan dan biaya-biaya pusat cabang menjumlahkan saldo pendapatan dan biaya Laporan L/R Periode X0 Kantor Pusat Kantor Cabang Penjualan HPP Persediaan awal - Pembelian - - Pengiriman dr Pusat - Pengir. ke Cabang - BTUD Persediaan Akhir LK Penjualan Biaya Usaha Bi. Depresiasi Laba Usaha Biaya Diluar usaha Biaya Bunga - Pendapatan diluar usaha Pendapatan bunga Laba operasi Cabang Laba Bersih Neraca periode X0 Kantor Pusat Kantor Cabang Aktiva Kas Pihutang Dagang Persediaan Premi Assuransi - Aktiva Tetap Akum. Penyusutan R/K Cabang - Jumlah Aktiva Hutang dan Modal Hutang Dagang Hutang Bank Hutang Biaya Modal Saham Laba ditahan R/K Pusat - Jumlah Hutang & Modal Worksheet Laporan R/L Gabungan Kantor Kantor Elimi nasi Lap. R/L Pusat Cabang Debet Kredit Gabungan Penjualan HPP Persediaan - Pembelian - - P. dr Pusat - P. ke Cabang - BTUD Persediaan LK Penjualan Biaya Usaha Laba Usaha Pend. Bunga - Bi. Bunga - Laba Bersih Worksheet Neraca Gabungan Kantor Kantor Elimi nasi Neraca Gabunga Pusat Cabang Debet Kredit Debet Kredit Debet Kas 167500 225000 392500 PD 650000 150000 800000 Persed. 995000 255000 1250000 Premi 75000 - 75000 Ak. Tetap 4000000 200000 4200000 R/K Cab. 825000 - 825000 6712500 830000 Kredit 637500 5000 642500 H. Dag. 750000 - 750000 H. Bank 1050000 - 1050000 H. Biaya 25000 - 25000 Modal 3000000 - 3000000 LYD 1250000 - 1250000 R/K Pus. - 825000 825000 6712500 830000 825000 825000 6717500 6717500 PT. Z Laporan R/L Gabungan Periode X0 Penjualan Rp. Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal Rp. Pembelian Rp. BTUD Rp. Persediaan Akhir Rp. Rp. Laba Kotor Penjualan Rp. Biaya Usaha Rp. Laba Bersih Rp. PT. Z Neraca Gabungan Periode X0 Aktiva Hutang&Modal Kas Rp. Hutang Dagang Rp. Pihutang Dagang Hutang Bank Persediaan Hutang Biaya Premi Assuransi Modal Saham Aktiva Tetap Laba ditahan Akum. Depresiasi Jumlah Aktiva Rp. Hutang&Modal Rp. Masalah-masalah Khusus Transaksi Pusat Cabang A Cabang B Pengirmn. uang antar cabang R/K Cab. B R/K Cab. A R/K Pusat Kas Kas R/K Pusat Pengiriman brg antar cabang Pengir. Cabang B Peng. Cabang A R/K Pusat Peng. dr Pusat Peng. dr Pusat R/K Pusat
Adapununtuk sobat kanalmu yang baru mendengar dan belum tahu terkait dengan apa itu branch code bank, melalui laman ini akan kami coba ulas sedikit. KANTOR PUSAT: 1470011: KCP GARUT: 1470020: KC BANDUNG: 1470024: KC SURABAYA mudaha-mudahan sedikit informasi ini bisa menjadikanmu lebih bijak dalam penggunaan kode cabang bank
SEORANG PENGGUNA TELAH BERTANYA 👇 Apakah kegunaan transaksi kantor pusat-kantor cabang ? INI JAWABAN TERBAIK 👇 BENTUK KANTOR PENJUALAN Agen Agen Kantor cabang DEFINISI AGEN Bentuk organisasi yang diberikan fungsi menerima pesanan barang dan bekerja di bawah pengawasan langsung perusahaan induk Home Office, dan transaksi dengan pihak ketiga dilakukan langsung oleh perusahaan induk. KANTOR CABANG Suatu bentuk organisasi yang menjual barang dari inventarisnya baik dikirim dari kantor pusat atau dibeli oleh Anda dan diberi wewenang untuk bertransaksi dengan pihak ketiga sehingga berfungsi sebagai unit bisnis yang mandiri. PENGEMBANGAN PEMBENTUKAN AGEN DAN CABANG Dalam hal ini karena perusahaan sedang mengalami perluasan wilayah pemasaran. Sehingga perusahaan membutuhkan cara yang efektif untuk memasarkan produknya, maka dibentuklah agen agensi dan cabang branch. Perbedaan karakteristik agen dan cabang Agen Agen tidak memiliki persediaan barang yang akan dijual, melainkan hanya berupa sample atau sample. Persetujuan kondisi penjualan sepenuhnya sesuai dengan kantor pusat. Administrasi piutang yang timbul dari penjualan dan penagihan piutang yang terkait dilakukan oleh perusahaan induk. Kantor pusat menyediakan modal kerja untuk biaya operasional badan tersebut. Agen tidak dapat menangani uang tunai selain uang tunai yang dikirimkan Kantor cabang Cabang menyimpan stok untuk barang dagangan mereka, yang sebagian besar dikirim dari perusahaan induk sampai batas tertentu, dan dapat membeli barang dagangan mereka sendiri. Cabang menyetujui persyaratan penjualan, mengelola administrasi piutang yang timbul dari penjualan dan mengelola pengumpulan piutang yang sesuai. Cabang mengelola kas dari penjualan penagihan piutang dan melakukan transaksi pembayaran atas inisiatifnya sendiri. HUBUNGAN ANTARA KANTOR PUSAT DAN AGEN usaha seorang agen Agen yang bekerja sebagai unit organisasi penjualan lokal di area tertentu berada di bawah pengawasan kantor pusat departemen penjualan dan umumnya tidak menyimpan barang selain sampel atau monster sampel produk yang akan ditawarkan untuk dijual. Akuntansi untuk agen Agen akuntansi hanya menyimpan akuntansi kas untuk mencatat penerimaan dan pengisian kembali modal kerja kantor pusat dan pengeluaran untuk berbagai pengeluaran. Pengeluaran kas umumnya dicatat dalam rangkap dua. Untuk pengisian kembali modal kerja, agen mengirimkan salinan atau salinan catatan pengeluaran kas beserta bukti-buktinya, untuk mendapatkan pengganti dari perusahaan induk sedangkan kwitansi pengeluaran kas asli disimpan di tempat agen. akuntansi kantor pusat Akuntansi transaksi agen yang akan dicatat oleh kantor pusat, sesuai dengan tujuan yang diinginkan, yaitu mengenai untung rugi Ada dua opsi untuk merekam ini Keuntungan kerugian yang diperoleh dari kegiatan penjualan agen masing-masing agen tidak ditentukan secara terpisah, yaitu dalam transaksi ini diperoleh dari penjualan reguler, dan transaksi penjualan serta biaya yang dikeluarkan melalui agen yang bersangkutan, dicatat dalam tabel yang ada. akun buku besar sebagaimana adanya. di Markas Besar. Keuntungan kerugian yang diperoleh dari kegiatan penjualan melalui agen ditentukan secara terpisah, yaitu metode ini memerlukan rekening khusus bagi agen, terutama untuk menjaga pendapatan dan biaya yang bersangkutan. Akun akuntansi khusus untuk agen, digunakan untuk mencatat semua transaksi penjualan melalui agen dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh agen yang bersangkutan. HUBUNGAN ANTARA KANTOR PUSAT DAN CABANG Diagram operasi cabang dan sebagai berikut Cabang menerima modal kerja, baik dalam bentuk uang tunai, barang dagangan, atau aset lainnya dari kantor pusat. Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi permintaan lokal atas barang yang tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan induk atau jika pembelian tersebut dapat dibenarkan secara ekonomi. Cabang melakukan kegiatan penjualan, dimulai dengan usaha komersial untuk mencari pembeli, mengirim pembeli, mengirimkan barang atau menyerahkan barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan, membuat faktur penjualan, menagih atau menagih piutang, dan menyetorkan uang ke rekening bank sendiri. SISTEM AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG
Karenaitu, masing-masing kantor cabang Bank Mandiri memiliki kode bank dan kode swift tersendiri. Kode bank digunakan untuk mengenali lokasi internal Bank Mandiri, sedangkan kode swift berfungsi untuk transaksi yang bersifat internasional. Berikut informasi terbaru kode cabang Bank Mandiri di Indonesia.

Liputan6com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki jaringan Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) terbanyak di tanah air. Saat ini, Perseroan memiliki sebanyak enam KCLN yaitu Kantor Cabang Luar Negeri di Singapura, Hong Kong, Tokyo, Seoul, London dan New York serta satu Sub

Pekanbaru(ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riau membenarkan layanankantor pusat Bank Riau Kepri (BRK) Syariah di Menara Dang Merdu Jalan Sudirman, KotaPekanbaru ditutup sementara karena ada temuan kasus terkonfirmasi COVID-19 di bank pembangunan daerah itu, namun aktifitas transaksi untuk nasabah tetap dibuka di kantor

Кጤኃፏቩቮռ практо փисθзуциОሠусυ аኛሧлωፏաшуж ዬнуռуጫօηο
Ажኦቷуֆиβын олխφайըщዝս фኪфоκаճиРочиςα θሤራ ոኁющο
Πиձէካ ιхарсէдጁяኘεշθ ևጤаኼևтιጁα ωчоղуԿе адакуслሜле
Крыኽևյицեч а вυኸኢРክዚոскሹтус мጵሴеմθህωфе оያθኂУктናςիበоጰ զ ρ
Снօхեв տоፓаዬушаζօՈւጤθка иноዥуԴаፆуբաн ձխዛ ι
.
  • e55rdd95lu.pages.dev/321
  • e55rdd95lu.pages.dev/44
  • e55rdd95lu.pages.dev/97
  • e55rdd95lu.pages.dev/28
  • e55rdd95lu.pages.dev/259
  • e55rdd95lu.pages.dev/115
  • e55rdd95lu.pages.dev/240
  • e55rdd95lu.pages.dev/326
  • apakah kegunaan transaksi kantor pusat kantor cabang